Rabu, 13 Februari 2008

daN...meLaTi ituPun sMaKiN haRum meWan9iiii,,,,^^

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)

...

Semua telah berakhir, Nisa!
Aku harus menerima kenyataan bahwa dia bukanlah untukku! Walau terkadang aku masih berharap Allah akan merubah segalanya..Namun kecintaanku kepadaNya membuat aku yakin Bahwa ini adalah yang terbaik yang diberikanNya!..

Sebenarnya aku menaruh harapan besar pada hamba Allah yang sholeh itu..Untuk menjadi sahabat yang dapat kuajak bersama mengelilingi perputaran roda ini Bagaikan Matahari dan Bulan yang silih berganti menerangi alam.. Menjadi khalifah (pemimpin) bagi insan taqwa di bumi Allah!..

Namun sekali lagi aku sadar..
Apa yang menurutku baik belum tentu baik menurutNya. Aku tidak tahu apa-apa, sedangkan Allah Maha Mengetahui segalanya!

Yang terpenting bagiku, menjalani hidup ini bagai arus air yang mengalir, jika sudah tiba saatnya nanti, Insya Allah!

Kata-kata mutiara itu meluncur deras dari bibir Ayuning. Tak ada kesedihan ataupun kekecewaan di sana, melainkan ketegaran!..
Setiap keinginan dan perbuatannya hanya dilandasi untuk mengharap keridhaan Allah, begitu juga dalam menghadapi setiap persoalan, ia tak banyak berkeluh kesah melainkan senantiasa tabah dan berusaha menemukan rahasia dibalik cobaan Allah!.

Apakah pemuda itu tahu perasaanmu, Ayu?, tanya Nisa, Ayuning tersenyum.

Ia tahu, Nisa.., dari perbincangan kami yang panjang, dari persahabatan kami yang cukup lama. Aku yakin ia juga merasakan hal yang sama, tapi sudahlah.. Pemuda itu lebih dahulu mengenal wanita itu daripadaku..Ia juga memutuskan untuk menikahinya karena petunjuk Allah.. Semoga Allah memberkahi pernikahannya dan melimpahkan keberkahan atas pernikahannya.
Nisa meng-aminkan.

Mungkin wanita itu lebih baik dan lebih taqwa dariku, ya Nisa?
Sebelum sempat Nisa berkomentar, Ayu telah meralat ucapannya. Tapi bukankah yang berhak menilai baik dan taqwanya seseorang hanyalah Allah?!..

Kamu benar, Ayu!..Nisa menambahkan. Kemudian ia melirik jam tangan kecilnya.
Sudah pukul 4 sore, Yu.., nanti kerumah Panti Asuhannya kemalaman.

Seperti biasa setiap awal bulan, Ayu minta ditemani Nisa mengunjungi anak-anak yatim kesayangannya. Tidak ada hal yang terindah dalam hidupnya kecuali melihat wajah-wajah mungil itu tersenyum..

Ingin rasanya berbuat lebih banyak untuk mereka, Nisa!..tetapi hanya ini yang bisa Ayu lakukan..
Anak-anak malang yang kehilangan kasih sayang itu menyambut Ayu dengan riang..

"Bunda Ayu datang..Bunda Ayu datang..!"
Ayu senang sekali dipanggil Bunda, mereka mencium tangan Ayu. Ayu merangkul dan mencium mereka..satu-satu dibagiinnya kue cokelat. Nisa ikut membantu.

Bagaimana keadaanmu Aji? Irma? Kiki?...gimana sekolahnya?..

Rentetan pertanyaan terlontar dari bibir Ayu, seperti Ibu beneran saja. Kemudian ia bercerita tentang kisah Muhammad kecil yang diutus Allah sebagai Rasul untuk menerangi manusia dan alam semesta. Anak-anak manis itu ceria sekali mendengarkan cerita Ayuning.

Ketika tiba waktunya pulang, Ayu berkata pada Nisa
Semoga suatu saat nanti, Allah memperkenankanku mengangkat seorang dari mereka untuk menjadi anak!
Aamiin. Ucap Nisa. Dalam bathinnya ia berkata Subhanallah..

Dalam perjalanan pulang, Ayu minta Nisa singgah di toko buah. Kita berhenti sebentar, ya Sa?..Ayu mau beliin Bunda buah, Beliau paling senang makan apel!..

Nisa menghentikan mobilnya. Setelah sampai di rumah
Assalaamu'alaikum ...Wa'alaikumussalaam warahmatullaah
Bunda Ayu menyambut keduanya dengan senyuman. Sosok Nisa sudah tidak asing lagi baginya.

Mari masuk Nisa.. Iya tante, Nisa membalas senyum wanita mulia itu.
Ayu memcium tangan Bundanya, kemudian menyerahkan bungkusan apel. Bunda menerimanya dengan senyuman riang. Ayu repot-repot aja.., katanya pada anaknya.

Kemudian Ayu mengajak Nisa ke tempat favorit keluarganya, taman bunga. Dengan riang ia mengambil peralatan untuk menyiram kembang-kembang kesayangan ibunya.

Ditengah keasyikannya bekerja, Ayu kembali mengajak Nisa bicara.
Kesibukanku membuat aku kurang waktu memperhatikan Bundaku, Nisa!.. Terkadang Ayu fikir hidup Ayu ini hanya merepotkan orangtua saja. Ingin rasanya senantiasa membuat mereka bahagia, tapi..hanya hal-hal kecil inilah yang bisa Ayu lakukan!..

Ayu terdiam sesaat, kemudian..
Sekarang Ayu mulai mengerti kenapa Allah belum mengizinkan Ayu menikah, Nisa..
Allah ingin Ayu mengabdi pada orangtua dulu..! Bukankah ridha orangtua merupakan ridhaNya Allah?

Ayu juga mulai memahami, bahwa Allah menghendaki Ayu masih sendiri, agar Ayu lebih menempa diri!, untuk menjadi seorang ibu di muka bumi ini!..

Subhanallah..walhamdulillaah..walaailaaha ilallah..wallaahu akbar..!

(Nisa membathin), ia kagum pada kecerdasan sahabatnya membaca Firman Allah dan rahasia cobaan Allah. Tiba-tiba matanya tertegun melihat serumpun melati yang tumbuh subur di taman itu, dalam hati ia berkata.

Melati Itu Semakin Harum Mewangi, Ya Allah.. Aku memohon padaMu..Berikanlah yang terbaik bagiMu untuknya..
Aamiin, Ya Rabbal 'aalamiin

2 komentar:

  1. cie...uda mlai

    bgi2 karya ndiri niy...


    -ndutz-

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wr.wb.

    Ni buatan sendiri atau nyuplik??

    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    BalasHapus

Label

[...Sugeng Rawuh Sedoyo...]

[...Sugeng Rawuh Sedoyo...]
Selamat datang di Gubuk Cahaya. Gubuk ini dibuat untuk berekspresi, menuangkan perasaan+ide, diskusi dan berbagi cerita. Dari gubuk inilah bermunculan karya-karya yang menjadi secercah cahaya dalam gelap.Pijakan awal pelita harapan. Semoga bermanfaat.

y9 in9in sLaLu berPijaR ...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
seorang yang belajar membuka diri, berbagi cerita ma orLa, memperkaya ilmu lewad bLog,,^^